Rabu, Maret 27, 2013

5 (Lima) Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup


Bismillah....


Begini nih awal ceritan dan landasannya....

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Qs. Al-Baqoroh : 286)


Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang disebut masalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun dan dengan siapapun, semuanya adalah potensi masalah. Namun andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panik, goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.

Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu dan keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung jawab.

Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kemalasan kita dalam melatih dan mengevaluasi keterampilan kita dalam menghadapi persoalan hidup
berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan, penderitaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi. Na'udzubillah.
Berikut 5 (lima) kiat praktis menghadapi permasalahan hidup....


1. Siap
Siap apa? siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap  menghadapi yang tidak cocok dengan keiinginan. Kita memang diharuskan memiliki keiinginan, cita-cita, rencana yang benar dan wajar dalam hidup ini, bahkan kita sangat dianjurkan untuk gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang Allah Swt, berikan kepada kita.

Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadarnya bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan
kemampuan kita.

Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali atau bahkan lebih sering terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang di luar dugaan dan di luar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikata kita selalu terbenam tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari- hari akan berlalu penuh kekecewaaan, penyesalan, keluh kesah, kedongkolan, hati yang galau, sungguh rugi padahal hidup ini hanya satu kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi.

Ketahuilah kita punya rencaa, Allah Swt, pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah Swt.

Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian" tersebut begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan sebelumnya.

Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh, di tengah pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak patah, pikulan di sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan masuk ke kolam.Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung belum bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan dan mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedangan tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan diantaranya ada yang cedera berat, satu-satunya diantara kelompok pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang selamat hanyalah….dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya patah. Subhanalloh, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar biasa.

Oleh karena itu "fa idzaa azamta fa tawaqqal alalloh" bulatkan tekad, sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala keputusan dan kejadian terbaik kepada AllahSwt. Dan siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah Swt.

Allah Swt, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi Allah Swt, lebih baik bagimu dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam pandangan Allah Swt.

Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap pula kalau tidak jadi nikah, karena melamar kita belumlah tentu jodoh terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang tuanya.

Kalau mau mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, berjuanglah sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan namun siapkan pula diri ini , andaikata Allah Yang Maha Tahu bakat, karekter
dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.

Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan, namun hati harus siap andaikata Allah Swt, tidak mengijinkan karena Allah Swt, tahu tempat jalan rizki yang lebih berkah.

Berbisnis ria, jadilah seorang profesional yang handal, namun ingat bahwa keuntungan yang besar yang kita rindukan belumlah tentu membawa maslahat bagi dunia akhirat kita, maka bersiaplah menerima untung terbaik menurut perhitungan Allah Swt. Demikianlah dalam segala urusan apapun yang kita hadapi. 
2. Ridho
 Siap menghadapi apapun yang akan terjadi dan bila terjadi maka satu-satunya langkah awal yang harus dilakukan adalah mengelola ahti kita agar ridho (rela) dengan kemyataam yang ada.
Mengapa demikian? karena walaupun dongkol, uring-uringan, kecewa berat tetap saja kenyataan itu sudah terjadi, nilai-nilai negatif yang terlontarkan toh tidak akan dapat mengembalikan apa-apa yang sudah terjadi..maka ikhlaskan (ridho) lah...

Ridho (pasrah) itu hany amalan hati. Kita menerima kenyataan yang ada, tapi pikiran dan tubuh wajib ikhitiar untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridhoi Allah Swt. Kondisi hati yang tenang (ridho) sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal; dan bermutu. sebaliknya orang yang sters (tidak ridho) adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental menerima kenyataan yang ada justru hanya akan mempersulit dan mempersempit hati dan rasa.

Kesimpulannya adalah hati harus ridho menerima apapun kenyataan yang terjadi sambil ikhitiar memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridhoi oleh Allah Swt.

3. Jangan Mempersulit Diri
Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, mendramatisir dan mempersulit diri, sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri, selain tidak pada tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada kenyataan aslinya dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa, lebih repot dalam menghadapinya/menyelesaikannya.

Orang yang menghadapi masa pensiun terkadang jauh sebelumnya sudah sengsara terbayang gaji yang kecil, pasti tidak akan mencukupi kebutuhan padahal saat ini saja sudah pas-pasan, ditambah lagi kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar, belum lagi andaikata sakit, tak ada anggaran pengobatan, umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, maka semakin panik menghadapi pensiun, tentu saja sangat boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi namun harus terkendali dengan baik jangan sampai perkiraan itu membuat putus asa dan sengsara sebelum waktunya.

Begitu banyak orang yang sudah pensiun yang ternyata tidak segawat yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbagahagia daripada sebleumnya, apakah Allah Swt, Yang Maha Kaya akan menjadi
kikir terhadap para pensiunan atau terhadap kakek dan nenek-nenek padahal pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani yang tidak mempengaruhi janji dan kasih sayang Allah Swt.

Maka dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan tenggelam dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri, renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt, dan bukanlah kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.

a. Yakinilah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan keadaan dan kemampuan kita, karena Dia tahu persis diri kita lebih tahu daripada diri kita sendiri (bukanlah dia sendiri yang merancang, menciptakan dan mengurus diri kita setiap saat). Allah Swt, tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Maha Suci Allah dari perbuatannya mendzolimi hamba-hamba-Nya.

b. Yakinilah setiap kesulitan itu selalu didampingi kemudahan "karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesunggunya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" (Al Insyiroh 5,6), sampai dua kali Allah Swt, mengutarakan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus kesulitan, karena dunia ini bukan neraka, begitupun tidak mungkin dalam hidup ini terus-meneruskelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan sorga, segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt.
4. Evaluasi Diri
Ketahuilah wahai saudara ku sekalian...hidup ini bagai gaung di pengunungan, apa yang kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali pada kita, artinya segala yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan.
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar (seberat) dzarah pun, niscaya Dia akan mmendapat balasanya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar (seberat) dzarah pun niscaya Dia akan mendapatkan balsannya" (Qs. Al-Zalzalah 7-8)
Dompet hilang, anak nakal, suami kurang betah di rumah dan kurang mesra, bibir sariawan, aatau apa pun kejadian nyang menimpa dalam bentuk apapun...Renungkan lah...Dompet hilang, bisa jadi karena kita termasuk kikir, pelit,,,Anak nakal, bisa saja kita tidak memberikan contoh tauladan yang baik, suami bermaslah dengan kita, bisa jadi kita para istri melakukan hal-hal yang tidak di sukai Suami dan sebagainya....Renungkan lah kembali...setiap kejadian adalah sarana yang paling tepat untuk mengevaluasi diri, jangan lantas terjebak dan hanya menyalahkan, mendamprat orang lain karena hanya mengedapankan emosional semata...

Kesimpulannya adalah Jadikanlah setiap masalah menjadi sarana evektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri, karena hal itulah yang menjadi kentungan bagi diri dan pengundang pertolongan Allah Swt.

5. Hanya Allah Swt. Satu-satunya Penolong
 Sesunguhnya tiada akan terjadi sesuatu kecuali dengan Izin Allag Swt. baik itu berupa nikmat/rizki, maut/azal, jodoh, apapun...walau pun bergabung jin dan manusia seluruhnya akan mencelakai kita, demi Allah tidak akan jatuh satu helai rambutpun tanpa izin Allah Swt. Maka sebodoh-bodohnya kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain Allah Swt. Ketahuilah yang namanya makhluk itu " laa haula walaa quwata illa billahi 'aliyil 'azim" tiada daya dan tiada upaya kecuali pertolongan Allah Swt. Berjanji allah dalam surat At-Thalaq 2-3 "Barang siapa yang berusaha dengan bersungguh-sunguh mendekati Allah Swt (bertaqwa) niscaya akan diberi jalan keluar bagi setiap urusanya, dan akan diberikan rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawqal hanya Allah Swt niscaya akan dicukupi segala kebutuhanya" Pendek kata janga takut menghadapi masalah tapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya.

Persoalan yang nerujung persoalan baru, tanpa nilai tambah bagi dunia dan akhirat kita, benar-benar kerugian yang nyata. Terimalah ucapan selamat bahagia bagi saudara-saudaraku yang taat pada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan dan kesenangan. Solah terjaga, aqhlak mualia, dermawan, hati bersih dan larut dalam amal-amal yang disukai Allah Swt.

Insya Allah masalh yang ada akan menjadi jalan pendidikan dan Allah yang akan semakin mematangkan diri, mendewasakan, menambah ilmu, meluaskan pengalaman, melipatgandakan ganjaran dan menjadikan hidup ini jauh lebih baik, bermutu, mulia dan terhormat Dunia dan Akhirat. Amin....


Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak dan izin Allah Swt dan pasti ada himah tersendiri yang amat sangat bermanfaat bagi kita yang bersungguh-sungguh merenungkan dan memaknai dengan benar.
Wassalam.....
Mengutip tulisan K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)..